Rabu, 21 September 2016

Tentang Seseorang Yang Menyukai Senja

         Aku bertemu dengannya tepat tiga tahun yang lalu, bukan secara tidak sengaja. Memangnya ada di dunia ini pertemuan yang tidak disengaja, semua sudah direncanakan bukan? Oleh-Nya. Dan pertemuan aku dan dia, sudah pasti direncanakan. Aku pertama kali mengenalnya karena kita kebetulan berada dalam satu ruangan yang sama. Kelas A. Hehe, sudahku bilangkan, kalau kita memang bertemu secara sengaja, kita dalam kelas yang sama. Kala itu, semenster pertama aku sebagai tipe yang membosankan dan tidak banyak bicara tidak mengenalnya. Jangankan untuk mengajaknya berkenalan, menyapanya saja aku tidak berani. Aku cemen ya, silakan saja katakan itu. Aku tidak keberatan sama sekali, memang itu kebenarannya kan? Kita tidak boleh marah, meskipun orang lain mengatakan suatu hal yang buruk. Tetap sabar.
    Oke, lanjut, ketika itu, entah mengapa ia menjadi orang yang sangat berani mengemukakan argumennya. Pendapatnya itu selalu saja sesuai dengan fakta-fakta konkrit dan buku yang dihafalnya luar biasa. Sampai siapa penulisnya, halaman berapa, luar biasa bukan? Dia tipe tinggi dan kurus, berambut ikal. Heheh, aku sering menyebutnya sebagai Kemeja Hijau. Aneh kan, padahal setiap kali kuliah ia tidak pernah memakai kemeja hijau, hanya pernah sekali. Itu pun ketika tidak kuliah, saat diperpustakaan. Saat itu, ia sangat keren!!!
   Sudah cukuplah membanggakannya, tentang ia yang menyukai senja. Aku sebenarnya tidak tahu betul, hanya saja tulisannya, tentang Senja, Hujan, dan, Cinta. Buku pertama yang ia terbitkan--sepengetahuanku. Oh, iya, ia suka menulis, puisi, cerpen apalagi, artikel juga. Dan buku itu, berisi kumpulan cerpen yang teramat romantis menurutku. Apalagi salah satu cerpennya yang berjudul Untuk Kekasihku Mei.
   Tidak hanya menulis, ia juga suka membuat sketsa wajah dan gambar-gambar apa saja. Aku pernah menyimpannya satu, dengan tulisan di belakangnnya yang ia tulis dengan potongan kertas warna hijau.
"CINTA YANG SELALU MENJADI BAYANGAN AKAN KEHILANGAN KASIH YANG MENJADI KETAKUTAN DALAM SETIAP LANGKAH-LANGKAH YANG BURAM DAN ABSTRAK"
                   -Manusia Yang Terluka-

Ini tulisannya di kertas yang masih kusimpan. Apa kau mengerti maksudnya? Aku pun tidak mengerti.
...
Makassar, 21 September 2016
*Nurma_SF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar