Rabu, 05 Oktober 2016

Cerita Yang Tidak Seharusnya Diceritakan

       Apa yang akan kau lakukan bila kau dihadapkan pada beberapa hal yang membuatmu tidak bisa untuk mengatakan apa yang ada dalam hatimu. Cerita yang tidak seharusnya diceritakan adalah tentang perasaanmu yang mati-matian kau sembunyikan dari semua orang. Ini tentang perempuan yang jatuh cinta dima-diam pada seorang lelaki yang hanya bisa dilihatnya dari jarak satu meter. Karena perasaannya adalah hal paling tabu, tidak boleh bocor dan harus tetap disembunyikan bagaimana pun adanya. Kehilangan, patah hati, keputusasaan, bukankah semua itu proses dari hidup. Karena pujangga pernah berkata, cinta tak harus memiliki. Seperti judul buku karangan Penulis terkenal dengan buku-buku terbitan yang terbilang luar biasa, Cinta : Dikatakan Atau pun Tidak dikatakan, Namanya Tetap Cinta.
  Lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang perempuan yang tengah jatuh cinta? Pun perihal kewajibannya yang menunggu, seperti Hawa menunggu Adam menjemputnya lantaran diusir dari surga. Bukankah Hawa pun berusaha, menjaga diri dan tetap berdoa. Seperti Maryam yang dikarunia putra karena kesuciannya. Lalu pertanyaan kita, apa cinta akhir dari cerita yang tidak seharusnya diceritakan? Tentang hati perempuan yang begitu mudah luluh dan terpedaya, hanya karena diberi sedikit garam pada masakannya lalu sang pujaan hati menyebutnya masakan luar biasa. Apa perempuan harus di rumah dan menunggu, lantaran ingin menjadi Maryam abad ini? Tidak, tidak ada lagi Maryam di abad ini. Perempuan-perempuan yang dikarunia putra atau putri, lalu dipertanyakan siapa pemilik sebagian darah dari bocah mungil yang tak mampu bicara, membela ibunya seperti Isa A. S. Sebab kehadiran mereka, bukan lantaran keterjagaan cinta dan suci perangai. Tapi musibah dan anugrah yang harus disesali. Tanpa perlu melakukan dosa berikutnya lagi.
    



*Nurma_SF
#Makassar, 06102016