Kamis, 27 November 2014

KOMUNIKASI



TUGAS INDIVIDU
MK : TEORI KOMUNIKASI

MAKALAH
LEVEL/KONTEKS KOMUNIKASI
KOMUNIKASI MASSA






DI SUSUN OLEH:
NURRAHMAH
50500113003
JURNALISTIK A

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2014/2015



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Dan karena rahmatNya itulah, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMUNIKASI MASSA” dari judul makalah yang sebelumnya pernah diberikan, yaitu “LEVEL/KONTEKS KOMUNIKASI”.
Makalah ini di susun sebagai tugas pengganti MID SEMESTER dan dibuat sesuai dengan intruksi yang telah diajarkan oleh dosen pengajar.
Demikianlah, saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Saya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan, begitu pula dengan makalah ini. Untuk itu, saya sangat mengharapkan masukan dari pembaca guna memperbaiki penyusunan makalah kedepannya.




Penulis,
                                                                 Makassar, 16 november 2014









DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.    Latar belakang........................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah...................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A.    Definisi komunikasi massa........................................................................ 2
B.     Karakteristik komunikasi massa................................................................ 3
C.     Model-model komunikasi massa............................................................... 5
BAB III................................................................................................................. 8
PENUTUP............................................................................................................ 8
A.    Kesimpulan................................................................................................ 8
B.     Kritik dan saran......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Perkembangan manusia dari masa ke masa membawa dampak dari komunikasi itu sendiri. Sebelum berkembangnya era teknologi, komunikasi masih dalam bentuk tatap muka, dialog, dan mimbar-mimbar. Para komunikator maupun komunikan masih dapat bertemu, melakukan dialog. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi tidak lagi hanya dalam bentuk tatap muka, dialog dan mimbar. Era teknologi membawa dampak pada perubahan dalam berkomunikasi, zaman sekarang orang sudah jarang bertemu. Dan kebutuhan manusia akan informasi semakin banyak, untuk memenuhi kebutuhan itu manusia mulai mengembangkan komunikasi dalam bentuk lain yang lebih efisien. Komunikasi yang tidak hanya harus bertatap muka ataupun melakukan dialog dan semacamnya. Tapi lebih dari itu, komunikasi ini bisa melalui media massa yang terorganisir menjadi satu kesatuan yang dapa menyampaikan pesan kepada komunikan yang luas secara menyeluruh. Komunikasi seperti ini dinamakan sebagai komunikasi massa, komunikasi yang terjadi walaupun komunikator dan komunikan tidak saling tatap muka.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kita dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu komunikasi massa?
2.      Bagaimana karakteristik komunikasi massa?
3.      Bagaimana model dalam komunikasi massa?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Komunikasi Massa
Herbet Blumer membuat definisi massa dengan membandingkan bentuk definisi massa dengan kehidupan sosial, khususnya kelompok, kerumunan, dan publik. Dalam sebuah kelompok, semua anggota saling mengenal satu sama lain.
Kerumunan memang  lebih besar, tapi masih bisa di amati dalam ruang tertentu, terlepas dari itu kerumunan bersifat sementara dan jarang sekali dapat di bentuk kembali seperti bnentuk yang pertama.
Public cenderung terbentuk karena adanya suatu  masalah atau sasaran tertentu dalam  kehidupan publik. Tujuannya ialah untuk memenangkan suatu kepentingan atau pandangan dan untuk mengadakan suatu perubahan politik… munculnya publik merupakan cirri demokrasi liberal modern dan berkaitan dengan munculnya surat kabar partai politik.[1]
Definisi yang di ajukan oeh bittner dalam bukunya: mass communication :  an introduction (1980), bahwa comunikasi massa adalah pesan-pesan yang di komunikasikam melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Menurut defleur dan dennis dalam bukunya undersanting mass communication (1985), bahwa : “komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus mempengaruhi khlayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.[2]
Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh severin dan tankard JR., 1992 : 3), dalam bukunya communication theories: origins, methods, and uses in the mass media yang di definisinya dierjemahkan oleh effendi sebagai berikut : “komunikasi massa adalah keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat di pelajari seperti memfokuskan kamera televisi, megoperasikan tape recorder atau memcatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantanga kreatif seperti menulis skrip untuk program televise, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia dalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertetu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”[3]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa; komunikasi massa adalah komunikasi yang melibatkan media massa seperti surat kabar, radio, TV, internet dan media-media massa lainnya yang terorganisir oleh suatu lembaga yang merujuk pada masyarakat atau komunikan yang luas dalam skala yang besar dan dalam waktu yang hampir bersamaan.

B.     Karakteristik Komunikasi Massa
Untuk mendapatkan suatu komunikasi massa yang efektif, kita perlu tahu bagaimana karakteristik dari komunikasi massa itu sendiri. Adapun karakteristik dari komunikasi massa, yaitu:
1.      Bersifat simultan atau serempak
Bersifat simultan, ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak satu sama lain terpisah. Tetapi media massa mampu membina keserempakan kontak dengan komunikan dalam penyampaian pesannya.[4]
Contohnya; penayangan siaran langsung pertandingan sepak bola. Meskipun masyarakat di Indonesia berada jauh dari tempat pertandingan sepak bola itu, namun mereka mampu menyaksikan pertandingan sepak bola secara serempak meskipun dengan waktu yang tidak bersamaan karena perubahan waktu dari daerah-daerah tersebut. Satu pesan dapat di nikmati oleh seluruh masyarakat.
2.      Bersifat umum
Ialah pesan yang di sampaikan melalui media massa ditujukan kepada umum dan di samping itu juga mengenai kepentingan umum.[5]
Pesan-pesan pada media massa difungsikan untuk membuat masyarakat tahu, salah satu fungsi media yaitu untuk control sosial dan kepentingan umum. Untuk itu, pesan dari komunikasi massa harus bersifat umum dan untuk kepentingan masyarakat. Contohnya; berita tentang perkiraan cuaca pada daerah tertentu, ini dimaksudkan agar masyarakat tahu kira-kira apa yang akan dilakukannya bila cuaca buruk ataupun cuaca stabil.
3.      Komunikannya Heterogen
Sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang teramat luas (jangkauan audiencennya) maka komunikan dari komunikasi massa terdiri dari berbagai macam, inilah menjadikan  komunikannya heterogen.[6] Komunikan yang heterogen adalah audien atau penerima pesan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda-beda, berbeda suku, kebutuhan, tingkat emosi dan lain-lain. Ini menyebabkan penerimaan pesan yang di kirim oleh komunikator di terima secara heterogen pula. Dan menyebabkan komunikator membuat pesan-pesan itu harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan itu.
4.      Berlangsung Satu Arah
Ialah bahwa feedback yang terjadi adalah detayed feedback. Berbeda dengan komunikasi tatap muka.[7]
Komunikasi massa adalah komunikasi yang satu arah, komunikasi yang mengalami umpan balik atau feedback tertunda. Ini dikarenakan, komunikasi massa memiliki kedekatan fisik yang memiliki jarak yang jauh dan juga dikarenakan jumlah peserta komunikasi massa terlampau banyak sementara ia hanya di naungi oleh suatu lembaga. Memang, zaman sekarang sudah ada media-media yang memprogramkan acara-acara yang melibatkan pendengarnya tapi untuk membuat semua pendengar mengfeedback pesan yang dikirim media itu sangatlah sulit, lagi-lagi karena komunikan yang terlampau banyak.
5.      Komunikator Terlembagakan
Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubric. Dari penanggungjawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk di periksa layak atau tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika suadah layak, pesan dibuat settingnya, lalu diperiksa oeh korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk media cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas dari distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.[8]
6.      Komunikasi Massa Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komnikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.
Dalam konteks kounikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seseorang komunikator menyusun secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.[9]
7.      Stimulasi alat indra terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televise dan film, kita menggunakan indra pengihatan dan pendengaran.[10]

C.     Model Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa, terdapat beberapa model atau bentuk dari komunikasi massa. Berikut akan dijelaskan empat model dari komunikasi massa. Keempat model itu, sebagai berikut:
1.      Model Jarum Hipodermik (Hypeodrmicc Neddle Mode)
Secara harfiah “hypodermic” berarti di bawah kulit istilah hypodermic neddle model mengandung anggapan dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang kuat, terarah, segera dan langsung terhadap massa komunikan. Efek yang segera dan langsung itu adalah sejalan dengan pengertian “perangsang-tanggapan” (stimulus-response) sejak penelitian ilmu jiwa tahun 1930-an.. pada waktu itu, model dominan komunikasi massa di kenal sebagai teori jarum suntik”. Media massa di anggap sangat perkasa, dengan efek langsung dan segera pada khalayak.
Media massa digambarkan sebagai jarum hipodermik raksasa yang menginduksi massa komunikan yang passif. Elihu katz mengatakan bahwa model tersebut terdiri dari: (a) media sangat ampuh yang mampu memasukkan idea pada benak yang yang tidak berdaya; (b) massa komunikan yang terpecah-pecah, yang terhubungkan dengan  media massa, tetapi sebaliknya komunikasi tidak terhubungkan satu sama lain.[11]

2.      Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Mode)
Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu pesan melalui pemuka pendapat (opinion leaders); tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama  pada setiap komunikan.
Model komunikasi satu tahap adalah model jarum hipodermik yang dimurnikan, namun model satu tahap mengakui bahwa: (a) media tidak mempunyai kekuatan yang hebat, (b) aspek dari penampilan, penerimaan, dan penahanan dalam  ingatan  yang selektif mempengaruhi suat pesan; (c) untuk setiap komunikan terjadi efek yang berbeda. Selanjutnya model satu tahap member keleluasan kepada saluran komunikasi massa untuk memancarkan efek komunikasi secara langsung.[12]

3.      Model Komunikasi Dua Tahap( Two Step Flow Mode)
Konsep komunikas dua tahap ini berasal dari lazarfeld, berelson, gaudet (1948) yang berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa idea-idea seringkali dating dari radio dan surat kabar yang di tangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang  giat. Tahap pertama adalah dari sumbernya, yakni komunikator yang mengirimkan pesan kepada pemuka pendapat, sedangkan tahap kedua ialah dari pemuka pendapat kepada pengikut-pengikutnya yang juga mencakup penyebaran pengaruh.
Model tahap dua ini menyebabkan kita menaruh perhatian pada peranan media massa. Berbeda dengan model jarum hipodermik yang beranggapan bahwa massa merupakan tubu dan besar yang terdiri dari orang-orang yang tak terhubungkan tetapi terkait kepada media, maka model dua tahap ini melihat massa sebagai perorangan yang berinteraksi. Ini menyebabkan penduduk terbawa kembali ke komunikasi massa. Seseorang akan memperoleh idea baru, melalui media massa. Jika ia bertukar pesan dengan temannya. Pada komnikasi massa tampak bahwa sebuah pesan dikiriman dari sumbernya. Melalui saluran media massa, menuju ke komunikan sebagai pihak penerima, yang kemudian member tanggapan kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya.[13]

4.      Model Komunikasi Tahap Ganda (Multi Step Flow Model)
Model ini menggabungkan semua model yang telah dibicarakan sebelumnya. Model banyak tahap ini didasarkan pada fungsi penyebaran situasi komunikasi. Model ini menyatakan bahwa pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan melibatkan sejumlah “relay” yang berganti-ganti. Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui saluran dari komunikator, yang lainya berpindah dari sumbernya beberapa kali. Jumlah tahapan yang pasti dalam proses ini tergantung pada maksud tujuan komunikator, tersedianya media massa dengan kemampuan untk menyebarkannya, sifat dari pesan, dan nilai pentingnya pesan bagi komunikan.[14]








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung antara dua atau lebih pelaku komunikasi yang penyampaian pesannya melalui media yang terorganisir atau terlembaga sehingga mampu mengkomunikasikan pesan kepada komunikan.
Komunikasi massa setidaknya memiliki tujuh karakteristik, yaitu:
1.      Komunikasi massa bersifat simultan atau serempak
2.      Bersifat umum
3.      Komunikannya Heterogen
4.      Berlangsung Satu Arah
5.      Komunikator Terlembagakan
6.      Komunikasi Massa Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
7.      Stimulasi alat indra terbatas

Terdapat banyak model komunikasi massa, namun hanya empat yang bisa dipaparkan oleh makalah ini, keempat model komunikasi itu, yaitu:
1.      Model Jarum Hipodermik (Hypeodrmicc Neddle Mode)
2.      Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Mode)
3.      Model Komunikasi Dua Tahap( Two Step Flow Mode)
4.      Model Komunikasi Tahap Ganda (Multi Step Flow Model)

B.     Kritik dan saran
Demikianlah, isi makalah yang dapat saya paparkan. Saya hanya manusia yang tidak luput dari kesalahan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca guna memperbaiki penyusunan makalah ini ke depannya.



                                                   DAFTAR PUSTAKA
Anshar aikil, Muhammad. Ilmu komunikasi: konstruksi, proses, level dan komunikasi kontemporer. Makassar:alauddin university perss.2012
Ardianto, elvinaro dkk. Komunikasi massa: suatu pengantar. Bandung: simbiosa rekatama media. 2009
Widjaja, H.A.W. Komunikasi: Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi aksara. 2010


[1] Anshar aikil, Muhammad. Ilmu komunikasi: konstruksi, proses, level dan komunikasi kontemporer. Makassar:alauddin university perss.2012. hlm 165-166
[2] Anshar aikil, Muhammad, hlm 168
[3] Ardianto, elvinaro dkk. Komunikasi massa: suatu pengantar. Bandung: simbiosa rekatama media. 2009. Hlm 5
[4] Widjaja, H.A.W. Komunikasi: Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: bumi aksara. 2010. Hlm 25
[5] Widjaja, H.A.W. Hlm 25
[6] Widjaja, H.A.W. Hlm 25
[7] Widjaja, H.A.W. Hlm 25
[8] Ardianto, elvinaro dkk. Hlm 7
[9] Ardianto, elvinaro dkk. Hlm 9-10
[10] Ardianto, elvinaro dkk. Hlm 11
[11] Anshar aikil, Muhammad. hlm 175-176
[12] Anshar aikil, Muhammad. hlm 177
[13] Anshar aikil, Muhammad. hlm 177-178
[14] Anshar aikil, Muhammad. hlm 179